Sekilas Ranu Kumbolo


Mentari begitu menyingsing, suasana memang sangat panas dan menggerahkan tidak menyurutkanku untuk tetap mendaki gunung ini. Gunung yang selama ini menjadi dambaan para penyuka alam bebas, yaitu Gunung Semeru. Bagi para pendaki gunung, Semeru memang menjadi salah satu impian bagi banyak orang untuk ditapaki. Pendaki gunung yang masih amatiran seperti kami ini pastinya ingin menggapai di salah satu puncak tertinggi di Indonesia, dan salah satunya adalah puncak didasar Gunung Semeru adalah Ranukumbolo yang fenomenal itu. Tidak muluk-muluk, kami hanya bermimpi hingga danau Ranukumbolo saja, karena kami bukan pendaki ulung apalagi kami masih amatiran tetapi kami adalah sangat mencintai alam akan Agung dan Anugrah Nya dan tentu saja kami menjaga kelestarian seperti tidak akan membuang sampah sembarangan apalagi di gunung nan indah ini. Banyak yang mengaku pendaki ulung, hebat hingga mendaki sampai kepuncak tapi tidak pernah malu untuk membuang sampah dan tidak menjaga alam. Parah!

Gunung Semeru yang memiliki tinggi 3.676 meter di atas permukaan laut merupakan gunung api tertinggi di Pulau Jawa, termasuk dalam seven summit di Indoensia, gunung paling indah, paling keren dan mistis, tetapi nasib gunung ini diambang kepunahan akan kerusakan lingkungannya. sampah disana menggunung dengan bau ranjau manusia yang begitu dahsyat dikarenakan setiap bulannya selalu didatangi oleh orang yang mengaku pendaki ulung tadi dengan tidak pernah memikirkan kelestarian alamnya. Alamnya dijajah begitu masive tanpa ada pelestarian yang berkelanjutan dan intensif. Bagiku, perjalanan ke gunung merupakan suatu tantangan yang tidak bisa dinilai dengan uang. Semeru menyuguhkan keindahan alam dan menyimpan aneka misteri gaib. Seperti kebanyakan gunung yang ada di Indonesia yang kental dengan aura mistisk, gunung Semeru memiliki pasar yang di sebut pasar setan. Menurut Firman, salah satu relawan Semeru dibawah TNBTS mengatakan, pasar setan terletak di Oro-oro Ombo. Yaitu pasar yang tak terlihat dengan kasat mata. Hanya terdengar suara ramai saja. Dan tidak semua orang bisa mendengarnya. Selain kental dengan aura mistik, Gunung Semeru tetap menjadi primadona bagi para pendaki. Bahkan semenjak film 5cm gunung ini sangat terkenal hingga membuat penasaran orang untuk datang. Dan ada adegan film yang salah kaprah itu adalah mandi di danau Ranukumbolo? Padahal danau itu sangat sakral dan dianggap suci oleh umat Buddha maupun Hindhu disana. Sudah dibuat aturan dan himbauan oleh TNBTS dengan jelas sebelum melakukan pendakian kesana, tetapi masih saja para pendaki selalu melanggar aturan itu, hukumannya adalah memunguti sampah hingga sebanyak 3 karung besar kantung plastik yang harus wajib di bawa saat pulang.


Menurut kepercayaan masyarakat Tengger dan Bali yang memeluk agama Hindu gunung Semeru atau Mahameru dipercayai sebagai rumah para dewa. Untuk menyembah para dewa, Umat Hindu Bali bersama dengan Umat Hindu Tengger mendirikan tempat ibadah pura di Senduro dengan nama Pura Mandhara Giri Semeru Agung. Keberadaan prasasti di Ranu Kumbolo memperkuat kesakralan Gunung Semeru. Prasasti ini menceritakan tentang perjalanan Mpu Kameswara dari Kerajaan Kediri untuk mencapai kesucian dan kesempurnaan.
Gunung Semeru terletak di antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang Provinsi Jawa Timur. Jalur pendakian gunung Semeru hingga saat ini hanya ada satu yaitu melewati desa Ranupane. Untuk menuju desa Ranupane bisa ditempuh dari lumajang maupun dari Malang. Kami menuju Ranupane dari Malang dengan rutenya adalah Malang-Tumpang-Ranupane kemudian Ranukumbolo. Ranu Kumbolo adalah sebuah danau gunung di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Letaknya di Pegunungan Tengger, di kaki Gunung Semeru. Luasnya 15 hektare.Ranu Kumbolo adalah bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Berada di ketinggian 2.400 mdpl, Ranu Kumbolo tersohor karena kecantikan, kesejukan, dan dingin air danaunya. Sunrisenya pun sempurna! Ranu Pani, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo, Ranu Pakis dan Ranu Darungan adalah lima danau yang terbentuk dari bekas kawah yang kemudian terisi oleh air atau disebut maar. Perjalanan menuju ke Ranu Kumbolo dapat ditempuh 4 jam perjalanan dari pos terakhir tempat registrasi di Desa Ranu Pane. Dalam perjalanan menuju ke Ranu kumbolo terdapat 4 selter sebagai tempat istirahat sementara. Para penndaki melewati hutan hujan basah yang kemudian ditengah-tengahnya terdapat Daerah yang diberi nama Watu Rejeng. Setelah Watu Rejeng perjalanan akan memutari pungungan hingga keluar dari hutan dan berjumpa dengan Ranu Kumbolo.

Keberadaan danau Ranu Kumbolo yang merupakan tempat mandi para dewa, dijadikan sebagai air suci gunung Semeru. Gunung yang berada di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru ini, memang termasuk gunung yang disucikan. Begitu pula air yang terdapat di Ranu Kumbolo, mewujud sebagai air suci. Jadi para pendaki yang budiman, dilarang keras untuk mencuci di dalam danau apalagi mandi, apalagi mencuci dengan sabun atau hal kimia lainnya, bisa mencemari. Pengertian Ranukumbolo sendiri adalah Ranu “ Telaga” dan kumbolo “gunung regulo” yang merupakan salah satu gunung dari jajaran tengger semeru sebelumu sampai ke puncak mahameru Gunung Semeru. Dari beberapa literatur, air ranu kumbolo dulu adalah air suci yang hanya diambil ketika ada ritual-ritual khusus kerajaan kediri juga merupakan tempat bertapa "VIP" raja Kediri. Terhitung hanya 2 raja kediri yang diperkenankan bertapa disini yaitu Sri Aji Jayabaya dan Prabu Jayakatwang. Namun kondisi ini berbeda 180 derajat dengan kondisi ranu kumbolo sekarang. Tak perlu saya jelaskan, bagi teman-teman yang pernah menapakkan kaki di Ranu Kumbolo sudah pasti tahu alasannya.


Tetapi selain itu, sejauh mata memandang, Saya hanya bisa bergumam dan berdecak kagum, indaaaah..

Bunga keabadian (EDELWEIS )

tentang edelweis

Edelweis adalah bunga yang pasti sudah tak asing lagi bagi para penggiat alam bebas mendaki gunung, karena bunga abadi ini saat ini hanya mampu tumbuh dan besar di ketinggian gunung dan memerlukan sinar matahari penuh. Bunga cantik ini memang akrab dengan para pendaki dan mengilhami banyak orang melalui keindahan dan keabadian yang ditampilkannya. Tak heran kalau bunga ini disebut sebagai bunga abadi, karena mekar dalam waktu yang cukup lama.

Bunga edelweis asli atau yang sering disebut dengan Everlasting Flower sebenarnya adalah bunga Leontopodium yang hanya ada di pegunungan alpen, bukan bunga Edelweis Jawa atau Anaphalis javanica. Tapi apa daya sudah terlanjur, karena bunga ini yang sebenarnya bunga adalah serbuk kuning yang dalam waktu 1 - 3 hari setelah mekar akan rontok dan menyisakan kelopak bunganya saja.


Kelopak bunga yang tahan lama inilah yang sering 'dicolong" oleh para pendaki gunung. Dan mereka pun akhirnya kecolongan karena hanya membawa kelopak bunga abadi. Bunga Edelweiss merupakan spesies tanaman berbunga endemik yang banyak ditemukan di daerah pegunungan di Jawa, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Lombok.

Bunga Edelweiss yang menyukai sinar matahari penuh ini dalam ukuran dewasa dapat mencapai 8 meter tingginya, tapi pada umumnya hanya mencapai tinggi kurang dari satu meter. Bunga edelweiss umumnya terlihat antara bulan April – Agustus, dimana pada sekitar akhir Juli – Agustus merupakan fase mekar terbaiknya.

Bunga Edelweiss ( Anaphalis javanica ) sangat popular dikalangan wisatawan. Bunga ini dikeringkan dan dijual sebagai souvenir. Kondisi ini menyebabkan spesies tanaman ini mengalami kelangkaan . Di wilayah gunung Bromo – Tengger Jawa Timur, tanaman ini dianggap punah. Jumlahnya yang terus menurun membuat tanaman ini termasuk yang dilindungi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango , Jawa Barat. Larangan untuk memetik bunga ini terpampang jelas, namun kerap kali pemetikan bunga Edelweiss sulit dihindarkan dari tangan - tangan jahil yang mencoba menyelundupkan bunga tersebut.

Kabar gembiranya, bunga Edelweis Jawa ( Anaphalis Javanica ) ini sudah banyak dibudidayakan oleh para petani di daerah Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah. Para petani ini membudidayakannya dengan cara menanam anakan yang tumbuh dari biji dan tersebar di sekitar pohon induknya serta ditanam di daerah dataran tinggi lebih dari 1000 mdpl, pada tanah liat berkapur atau berpasir dengan pH ( keasaman tanah ) antara 4 - 7.

Kemauan dan kesadaran yang gigih dari kita untuk membuat Edelweis tetap menjadi bunga abadi dan tumbuh di alamnya. Biarkan dia disana untuk menyambut para pendaki dengan indahnya. Jaga Edelweis dari hati.


Edelweis (kadang ditulis eidelweis) atau Edelweis Jawa (Javanese edelweiss) juga dikenal sebagai Bunga Abadi yang mempunyai nama latin Anaphalis javanica, adalah tumbuhan endemik zona alpina/montana di berbagai pegunungan tinggi Indonesia. Tumbuhan ini dapat mencapai ketinggian maksimal 8 m dengan batang mencapai sebesar kaki manusia walaupun umumnya tidak melebihi 1 m.

Di balik keindahan dari bunga edelweis ternyata tersimpan sebuah mitos, dimana bagi yang memberikan bunga ini kepada pasangannya, maka cintanya akan abadi. Tidak sedikit para pencinta yang menjadikan bunga abadi ini menjadi salah satu hadiah spesial bagi pasangannya. Konon, hal itu dimaksudkan agar cintanya abadi.

Mmm.., kalau bicara mengenai mitos memang susah, meskipun terkadang itu tidak masuk akal. Tapi di lain sisi, ketika posisi kita telah menjadi korbannya, justru sebaliknya, “Mitos mampu mengalahkan sebuah logika dan keyakinan”. Nggak percaya? Coba deh tanyain ke teman-teman kamu mengenai hal ini. Atau mungkin diantara kamu memiliki cerita tersendiri mengenai mitos ini.

Siapa yang nggak tahu bunga edelweis, atau banyak orang yang memberikan istilah dengan bunga abadi. Kalau dilihat dari bentuknya bunga ini sangat cantik, dan di balik kecantikannya itu tersimpan makna ataupun mitos yang cukup banyak mempercayainya. Butuh perjuangan untuk mendapatkannya, karena bunga yang satu ini biasanya tumbuh di puncak-puncak atau lereng-lereng gunung.


Oleh karena itu kamu bisa membayangkan betapa susahnya untuk bisa memetik si bunga abadi ini. Orang bilang, “Untuk mendapatkan bunga edelweis yang indah, maka semakin besar resiko yang dihadapi”, karena nyawa adalah tantangannya. Mengingat bahwa bunga edelweis telah menjadi bunga yang langka dan dilindungi, razia juga salah satu resiko yang harus ditanggung.

Tapi.., fenomena yang ada sekarang ini justru mengharuskan kita agar dapat bijaksana dan membuat benang merah agar bunga edelweis tetap ada sebagai pelepas dahaga jika seandainya suatu saat kita berdiri di sebuah puncak yang tinggi, dimana sekeliling kita adalah hamparan bunga abadi ini. Save Edelweis!



So, kalau pacar kamu bertanya, “Kenapa kamu (tiba-tiba) nggak suka bunga edelweis? Bukankah itu bunga abadi yang bisa membuat cinta kita abadi seperti bunga edelweis?”. Cari alasan lain aja deh, yaa.. mungkin kamu bisa bilang, “Bunga itu terlalu indah untukku..”, “Aku gak tega melihatnya, karena hanya bunga ini puncak dan lembah di pegunungan menjadi indah..”, atau, “Cinta kita akan lebih indah dan abadi jika kamu memberikan bunga bank..”. Bagi yang percaya bahwa bunga edelweis bisa membuat cinta kamu abadi, akan lebih bijaksana kalau kamu justru membiarkan bunga itu tumbuh dan abadi sesuai pada tempatnya.
Kamu tidak akan pernah mendapatkan cinta abadi (dari sekuntum bunga abadi), tapi adalah cinta sejati (juga bukan dari sekuntum bunga Edelweis). Dan kamu justru tidak akan mendapatkan keduanya jika kamu tidak meyakini bahwa yang sedang kamu rasakan.

Kritik Buat Para Pendaki Gunung

Kritik Buat Para Pendaki Gunung

Sejenak kaupun menoleh ke belakang Oh., pematang itu tak terlihat lagi, bukit hijau menggugah jiwa… Tiada yang sia-sia selama ini, Tiada yang lenyap musnah Segalanya telah melahirkan makna mendalam …….

Kritik Ritta Ruby Hartland kepada para pendaki gunung, catatan ini dari Referensi Berita Lingkungan. Ritta Ruby Hartland adalah satu sosok penyanyi Indonesia yang terkenal  yang piwai membuat lirik lagu bertema alam.  Kecintaan pada alam dan lingkungan hidup Ritta Rubby bisa ditelusuri dari lirik lagunya.

Salah satu album Ritta yang sangat terkenal dikalangan para pendaki gunung dan pencinta lingkungan berjudul Kepada Alam dan Pencinta-Nya. Lirik lagu itu penuh makna. Lewat lagu itu pula Ritta mengkritik dan menggugat para pendaki gunung dan siapa pun mengaku sebagai pencinta alam, namun aktivitas justru merusak alam, menarik untuk diresapi.
" Kala kita mau mendengar dan mempelajari sifat-sifat alam, kecil kemungkinan untuk berbuat anarkis dengan alam. Begitu juga alam akan memposisikan kita sebagai penghuni yang santun "


Kepada Alam dan Pencipta-Nya
By - Ritta Ruby Hartland

Pendaki Gunung Sahabat alam Sejati
Jaketmu penuh lambang..  lambang kegagahan
Memprolamirkan dirimu pencinta alam
Sementara maknanya belum kau miliki
Ketika aku daki dari gunung ke gunung
Di sana kutemui kejanggalan makna,
Banyak pepohonan merintih kepedihan
Dikuliti pisaumu yang tak pernah diam
Batu-batu cadas merintih kesakitan,
ditikam belatimu yang pernah  terayak
Hanya untuk mengumumkan pada khalayak,
bahwa disana ada kibar benderamu,
Oh .. alam korban keangkuhan
oh...  alam korban keangkuhan,
Maaf kan mereka, yang tak mau  mengerti arti kehidupan


" Manusia adalah makluk Tuhan yang sepurna, namun kelebihan manusia sebagai makhluk bukanlah pada akalnya melainkan pada kesadarannya.
Pada akal manusia menang tingkat dari hewan yang walaupun sangat rendah, bukanlah tidak punya sama sekali seperti pada hal kesadaran itu. Kalau ada kelebihan hewan dari manusia, itulah kelengkapan tubuhnya "

Mendaki Gunung Semeru

 
Persiapan buat keluarga Autumn untuk pendakian tengah tahun ke puncak MAHAMERU
Gunung Semeru merupakan gunung api tertinggi di Pulau Jawa 3.676 mdpl dan merupakan salah satu gunung api yang masih aktif. Posisi letak gunung semeru berada diantara wilayah administrasi kabupaten Lumajang dan Malang.
Kawah yang terdapat di puncak Gunung Semeru terdiri dari kawah Mahameru yang sudah tidak aktif dan kawah Jonggring Seloko yang masih aktif. Kawah Jonggring Seloko terletak di sebelah tenggara puncak.

Flora dan Fauna Gunung Semeru

Flora yang berada di wilayah gunung semeru dan sekitarnya masuk dalam zona sub Alpin, yang didominasi dengan jenis cemara gunung (Casuarina junghuniana), jamuju (Podocarpus sp), mentigi (Vacinium varingifolium), kemlandingan (Albizia lophanta) dan akasia (Accasia decurents). Untuk tumbuhan bawah didominasi oleh alang-alang (Imperata cylindrica), kirinyuh (Euphatorium odoratum), tembelekan (Lantana camara), harendong (Melastoma malabathicum) dan Edelwiss putih (Anaphalis javanica). Pada lereng-lereng yang curam menuju puncak semeru sekitar daerah Arcopodo terdapat janis paku-pakuan seperti Gleichenia volubilis, Gleichnia longisumus dan beberapa jenis anggrek endemik semeru. Pada ketinggian lebih 3.100 m dpl tanpa vegetasi sama sekali karena berupa batuan, pasir dan abu.

Kehidupan fauna yang disekitar semeru sangat terbatas, baik jenis maupun jumlahnya. Satwa yang terdapat di sekitar gunung semeru diantaranya beberapa jenis burung seperti belibis (Anas superciliosa) dan Elang, primata, dan mamalia, seperti macan kumbang (Panthera pardusi), kijang (Muntiacus muntjak), kancil (Tragulus javanica).

Sejarah Pendaki Gunung Semeru

Pendaki pertama yang mendaki gunung ini adalah Clignet (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda dari sebelah barat daya lewat Widodaren, selanjutnya Junhuhn (1945) seorang ahli botani berkebangsaan Belanda dari utara lewat gunung Ayek-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo. Tahun 1911 Van Gogh dan Heim lewat lereng utara dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui Ranupane dan Ranu Kumbolo seperti sekarang ini.

Perijinan Mendaki Semeru

Semua calon pendaki terlebih dahulu harus mengurus perijinan di kantor TN. Bromo Tengger Semeru. Kewajiban mengurus surat ijin ini dimaksudkan untuk memudahkan monitoring dan pengawasan lalu lintas pendakian serta antisipasi menghubungi pihak organisasi / keluarga pada saat terjadi musibah. Sekarang mulai diterapkan sistem kuota pendakian.

Persyaratan yang wajib dilengkapi oleh setiap calon pendaki sebagai berikut :


  1. Fotocopy identitas diri yang masih berlaku sebanyak 2 lembar
  2. Mengisi Biodata semua peserta pendakian: Nama lengkap, umur, alamat beserta nomor telpon keluarga yang bisa dihubungi.
  3. Surat keterangan sehat dari dokter/ rumah sakit.
  4. Membayar karcis masuk, asuransi dan surat ijin pendakian.
  5. Mengisi buku tamu (nama ketua kelompok, alamat, jumlah pengikut, nomor surat ijin, tanggal naik dan tanggal turun sesuai yang ada di surat ijin)
  6. Mengisi formulir daftar barang bawaan setiap anggota tim.

Situs resmi TN BTS untuk booking online pendakian ke Gunung Semeru akan dimulai pada Mei 2013 yaitu DISINI
Biasanya ijin hanya dikeluarkan sampai pos Kalimati. mengingat aktifitas Semeru yang belakangan ini sulit diprediksi.
Akses Angkutan Pendakian Semeru

Pendakian semeru dapat melalui pintu masuk Tumpang kantor SPTN II (Malang). Pendaki yang menggunakan jasa kerata api, dari Stasiun Kota Baru Malang.

Naik angkot AMG, ADL turun di terminal Arjosari Malang selama 15 menit.
Dari terminal Arjosari (Malang) pendaki dapat naik angkot warna putih jurusan Tumpang-Arjosari (TA) selama 45 menit, turun di terminal pasar tumpang.
Dari pasar tumpang perjalanan dilanjutkan naik jeep / truk engkel ke Ranu Pane selama 2 jam dengan biaya Rp. 30.000,- /orang atau carter Rp 450.000,-/kendaraan. Sebelum sampai Ranu Pane senduro Lumajang.
Jalur Pendakian Semeru

Ranupane – Ranukumbolo

Dari Desa Ranupane  (2.100 m) inilah desa terakhir dan tempat pemeriksaan serta pos untuk melapor bagi para pendaki untuk naik, dan juga terdapat pondok pendaki untuk bermalam dan beristirahat. Desa Ranu Pane merupakan perkampungan kecil yang juga merupakan bagian dari Desa Suku Tengger, pekerjaan mereka pada umumnya bertani sayur-sayuran. Selain terdapat Ranu (danau) Pane, disebelahnya terdapat Ranu Regulo.

Ada 2 jalur yang biasa digunakan, yaitu :

ranukumbolo


Jalur pintas yang biasa dipakai para pendaki lokal, jalur ini sangat curam dengan melintasi Gunung Ayek-ayek. Jalur awal yang akan dilalui landai, menyusuri lereng bukit yang didominasi dengan tumbuhan alang-alang. Tidak ada tanda penunjuk arah jalan, tetapi terdapat tanda ukuran jarak pada setiap 100m, ikuti saja tanda ini. Banyak terdapat pohon tumbang, dan ranting-ranting diatas kepala, sehingga harus sering merundukkan kepala, Jalur ini akan berujung di Ranukumbolo.
Jalur lain yang paling sering digunakan adalah jalur Watu Rejeng. Dengan waktu tempuh 4 -5 jam. Jalur ini sekarang sudah dikembangkan untuk kepentingan wisata, sehingga terkesan lebih mudah dan bersahabat bagi pendaki pemula. Di setiap perjalanan akan ada beberapa Pondok (shelter) yang biasanya digunakan untuk beristirahat sejenak. Setelah berjalan sekitar 5 Km menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi Edelweis, para pendaki akan sampai di Watu Rejeng, merupakan terbing terjal dengan pemandangan yang sangat indah ke arah lembah dan bukit-bukit, yang ditumbuhi pohon cemara dan pinus. Sesekali kita dapat melihat kepulan asap dari puncak semeru. Tak berapa lama pendaki akan melihat danau yang sangat luas yaitu Ranukumbolo (12 Ha) dengan ketinggian 2.400 m dpl.

Ranu Kumbolo – Kalimati




tanjakan cinta

Meninggalkan Ranu Kumbolo akan diawali mendaki bukit terjal, bukit ini oleh para pendaki disebut sebagai tanjakan cinta. Menurut mitos yang ada jika pendaki dapat mendaki tanjakan cinta tanpa berhenti sedikitpun sampai ujung tanjakan maka cintanya akan abadi selamanya. Perjalanan dari Ranu Kumbolo ke Kalimati berjarak 5 km membutuhkan waktu tempuh 2-3 jam.
Setelah tanjakan cinta, terbentang sebuah padang rumput luas yang dinamakan oro-oro ombo, Oro-oro ombo dikelilingi bukit dan gunung dengan pemandangan yang sangat indah, padang rumput luas dengan lereng yang ditumbuhi pohon pinus. Padang rumput ini mirip sebuah mangkuk dengan hamparan rumput yang berwarna kekuningan.
Dari balik Gunung. Kepolo tampak puncak Semeru menyemburkan asap menunjukkan kegagahannya. Di sebelah selatan padang rumput Oro-Oro Ombo terdapat kelompok Hutan Cemoro Kandang termasuk dalam gugusan Gunung. Kepolo (3.095 m dpl) merupakan hutan yang ditumbuhi pohon cemara gunung dan tumbuhan paku-pakuan. Setelah cemoro kandang perjalanan berlanjut ke padang rumput luas yang disebut Jambangan yang terletak 3.200 m dpl, di sini terdapat beberapa cemara, mentigi, dan bunga edelweis. Dari temapt ini tak berapa lama lagi pendaki akan menemukan Pos Kalimati.

Nama kalimati berasal dari nama sebuah sungai/kali yang tidak berair. Aliran air hanya terjadi apabila musim hujan, aliran menyatu dengan aliran lahar Semeru. Daerah ini merupakan padang rumput dengan tumbuhan semak dan hamparan edelweis seluas 20 ha, dikelililngi kelompok hutan alam dan bukit-bukit rendah. Kalimati merupakan tempat berkemah para pendaki sebelum melanjutkan pendakian. Disini terdapat fasilitas pondok pendaki, namun untuk kebutuhan air dapat diperoleh dari Sumbermani, yaitu pendaki berjalan ke arah barat / kanan menyusuri pinggiran hutan dengan jarak tempuh 1 jam pulang pergi, di tempat ini terdapat tetesan air dari celah batu yang dikumpulkan sehingga membentuk pancuran air.

Kalimati – Arcopodo – Mahameru

Dari Kalimati biasanya para pendaki memulai pendakian menuju puncak pagi-pagi sekali, yaitu sekitar pukul 2 pagi dengan melalui hutan cemara dan bukit pasir selama 5 -6  jam untuk sampai di puncaknya, dengan keadaan jalan yang terjal menanjak. Dari Kalimati perjalanan melewati Arcopodo yakni sebuah tempat camp terekahir yang biasanya digunakan para pendaki bermalam, ditempat ini konon ditemukan 2 buah arca yang sama makanya disebut arcopodo.

Puncak Semeru yang biasa didaki adalah Puncak “Mahameru”. Dari puncak ini akan terlihat kawah yang disebut “Jonggring Saloko” dan yang uniknya setiap 10-15 menit sekali menyemburkan batuan vulkanis dengan didahului asap yang membumbung tinggi. Di puncak Mahameru (Semeru) pendaki disarankan untuk tidak menuju kawah Jonggring Saloko, juga dilarang mendaki dari sisi sebelah selatan, karena adanya gas beracun dan aliran lahar. Suhu dipuncak Mahameru berkisar 4 – 10 derajad Celcius, pada puncak musim kemarau minus 0 derajad Celcius, dan dijumpai kristal-kristal es. Di puncak inilah para pendaki menyematkan dirinya sebagai penakluk puncak tertinggi di Jawa 3.676 mdpl.

Daftar seluruh gunung di indonesia


|aceh=
*[[Gunung Abongabong|Abongabong]]
*[[Gunung Bandahara]]
*[[Gunung Bateekeubeu|Bateekeubeu]]
*[[Gunung Bur ni Telong]]
*[[Gunung Geureudong|Bumi Geureudong]]
*[[Gunung Kembar]]
*[[Gunung Leuser|Leuser]]
*[[Gunung Pasaman|Pasaman]]
*[[Gunung Perkison]]
*[[Gunung Puet Sague|Puet Sague/Panet Sagu]]
*[[Gunung Seulawah Agam|Seulawah Agam]]
*[[Gunung Ulumasen|Ulumasen]]

|sumut=
*[[Gunung Barus]]
*[[Gunung Lubukraya|Lubukraya]]
*[[Gunung Sibayak|Sibayak]]
*[[Gunung Sinabung|Sinabung]]
*[[Gunung Sibuatan]]
*[[Gunung Sihapuabu]]/[[Gunung Sihabuhabu|Sihabuhabu]]
*[[Gunung Sorik Marapi|Sorik Marapi]]

|sumbar=
*[[Gunung Marapi|Marapi]]
*[[Gunung Sago|Sago]]
*[[Gunung Singgalang|Singgalang]]
*[[Gunung Talamau|Talamau/Talakmau]]
*[[Gunung Talang|Talang]]
*[[Gunung Tandikat|Tandikat]]

|bengkulu=
*[[Gunung Dingin|Dingin]] <small>(perbatasan dengan Sumsel)</small>
*[[Gunung Gedang Seblat|Gedang Seblat]] <small>(perbatasan dengan Jambi)</small>
*[[Gunung Hitam|Hitam]] <small>(perbatasan dengan Sumsel)</small>
*[[Gunung Kaba|Kaba]]
*[[Gunung Pandan Bungsu|Pandan Bungsu]]
*[[Gunung Seblat|Seblat]]

|riau=
*[[Gunung Daik|Daik]]

|kepri=
*[[Gunung Ranai|Ranai]]

|jambi=
*[[Gunung Gedang Seblat|Gedang Seblat]] <small>(perbatasan dengan Bengkulu)</small>
*[[Gunung Kerinci|Kerinci]]
*[[Gunung Masurai|Masurai]]

|sumsel=
*[[Gunung Dempo|Dempo]]
*[[Gunung Dingin|Dingin]] <small>(perbatasan dengan Bengkulu)</small>
*[[Gunung Hitam|Hitam]] <small>(perbatasan dengan Bengkulu)</small>
*[[Gunung Patah|Patah]]

|lampung=
*[[Gunung Betung]]
*[[Gunung Krakatau]] <small>(di [[Selat Sunda]])</small>
*[[Gunung Pesagi|Pesagi]]
*[[Gunung Pesawaran]]
*[[Gunung Pugung|Pugung]]
*[[Gunung Punggur|Punggur]]
*[[Gunung Rajabasa|Rajabasa]]
*[[Gunung Ratai|Ratai]]
*[[Gunung Ridingan|Ridingan]]
*[[Gunung Sekincau|Sekincau]]
*[[Gunung Seminung]]
*[[Gunung Tanggamus|Tanggamus]]
*[[Gunung Tanggang|Tanggang]]
*[[Gunung Tangkit Cumbi|Tangkit Cumbi]]
*[[Gunung Tangkit Tebak|Tangkit Tebak]]

|babel=
*[[Gunung Maras|Maras]]

|jabar=
*[[Gunung Bedil]]
*[[Bukit Tunggul|Gunung Bukitunggul]]
*[[Gunung Burangrang|Burangrang]]
*[[Gunung Boled]]
*[[Gunung Cereme|Cereme/Ceremai]]
*[[Gunung Cikuray|Cikuray]]
*[[Gunung Galunggung|Galunggung]]
*[[Gunung Gede|Gede]]
*[[Gunung Geulis]]
*[[Gunung Guntur|Guntur]]
*[[Gunung Karang|Karang]]
*[[Gunung Kancana|Kancana]]
*[[Gunung Lalakon]]
*[[Gunung Lamajang]]
*[[Gunung Malabar|Malabar]]
*[[Gunung Manglayang]]
*[[Gunung Mandalawangi]]
*[[Gunung Masigit|Masigit]]
*[[Gunung Pangrango|Pangrango]]
*[[Gunung Papandayan|Papandayan]]
*[[Gunung Patuha|Patuha]]
*[[Gunung Puncak Besar]]
*[[Gunung Riung Gunung]]
*[[Gunung Salak|Salak]]
*[[Gunung Sanggabuana]]
*[[Gunung Tampomas|Tampomas]]
*[[Gunung Tangkuban Perahu|Tangkuban Perahu]]
*[[Gunung Telaga Bodas|Telaga Bodas]]
*[[Gunung Tilu|Tilu Pangalengan]]
*[[Gunung Wayang|Wayang]]
*[[Gunung Windu|Windu]]

|banten=
*[[Gunung Aseupan|Aseupan]]
*[[Gunung Halimun]]
*[[Gunung Karang]]
*[[Gunung Krakatau]] <small>(di [[Selat Sunda]])</small>
*[[Gunung Pulasari|Pulasari]]

|jateng=
*[[Gunung Gajah|Gajah]]
*[[Gunung Lasem|Lasem]]
*[[Gunung Lawu|Lawu]] <small>(perbatasan dengan Jatim)</small>
*[[Gunung Merapi|Merapi]]
*[[Gunung Merbabu|Merbabu]]
*[[Gunung Muria|Muria]]
*[[Gunung Prahu|Prahu]]
*[[Gunung Rogojembangan|Rogojembangan]]
*[[Gunung Slamet|Slamet]]
*[[Gunung Sumbing|Sumbing]]
*[[Gunung Sundoro|Sundoro]]
*[[Gunung Ungaran|Ungaran]]

|yogyakarta=
*[[Gunung Kucir|Kucir]]

|jatim=
*[[Gunung Anjasmara]]/[[Gunung Anjasmoro|Anjasmoro]]
*[[Gunung Argomayang|Argomayang]]
*[[Gunung Argopuro|Argopuro]]
*[[Gunung Arjuno|Arjuno]]
*[[Gunung Baluran|Baluran]]
*[[Gunung Batok]]
*[[Gunung Butak|Butak]]
*[[Gunung Bromo|Bromo]]
*[[Kawah Ijen]]
*[[Gunung Kawi|Kawi]]
*[[Gunung Kembar I|Kembar I]]
*[[Gunung Kembar II|Kembar II]]
*[[Gunung Kelud|Kelud]]
*[[Gunung Lamongan|Lamongan]]
*[[Gunung Lawu|Lawu]] <small>(perbatasan dengan Jateng)</small>
*[[Gunung Liman|Liman]]
*[[Gunung Lurus|Lurus]]
*[[Gunung Pandan|Pandan]]
*[[Gunung Panderman|Panderman]]
*[[Gunung Penanggungan|Penanggungan]]
*[[Gunung Raung|Raung]]
*[[Gunung Semeru|Semeru]]
*[[Gunung Suket|Suket]]
*[[Gunung Welirang|Welirang]]
*[[Gunung Wilis|Wilis]]

|kalbar=
*[[Gunung Palung|Palung]]

|kalteng=
*Gunung [[Bukit Raya]]
*Gunung [[Bukit Sapathawung]]

|kalsel=
*[[Gunung Halau-halau|Halau-halau]]

|kaltim=
*[[Gunung Batubrok|Batubrok]]
*[[Gunung Liangpran|Liangpran]]
*[[Gunung Lumut|Lumut]]
*[[Gunung Mesangat|Mesangat]]

|kalut=
*[[Gunung Bekayan|Bekayan]]
*[[Gunung Harun|Harun]]
*[[Gunung Makita|Makita]]

|bali=
*[[Gunung Abang]]
*[[Gunung Agung|Agung]]
*[[Gunung Batur|Batur]]

|ntb=
*[[Gunung Iliboleng|Iliboleng]]
*[[Gunung Inierie|Inierie]]
*[[Gunung Kelimutu|Kelimutu]]
*[[Gunung Lewotobi|Lewotobi]]
*[[Gunung Mutus|Mutus]]
*[[Gunung Rinjani|Rinjani]]
*[[Gunung Sangeang|Sangeang]]
*[[Gunung Tambora|Tambora]]

|ntt=
*[[Gunung Batutara|Batutara]]
*[[Gunung Egon|Egon]]
*[[Gunung Fatu Timao]]
*[[Gunung Iliwerung|Iliwerung]]
*[[Gunung Ine Lika|Ine Lika]]
*[[Gunung Lakaan]]
*[[Gunung Lewotolo|Lewotolo]]
*[[Gunung Mutis]]
*[[Gunung Rokatenda]]
*[[Gunung Sirung|Sirung]]

|sulbar=
*[[Gunung Gandang Dewata]]

|sulut=
*[[Gunung Awu|Awu]]
*[[Gunung Empung|Empung]]
*[[Gunung Karangetang]]
*[[Gunung Kaweng|Kaweng]]
*[[Gunung Klabat|Klabat]]
*[[Gunung Lokon|Lokon]]
*[[Gunung Mahawu|Mahawu]]
*[[Gunung Sahendaruman|Sahendaruman]]
*[[Gunung Soputan|Soputan]]
*[[Gunung Tangkoko|Tangkoko]]
*[[Gunung Tondano|Tondano]]

|sulteng=
*[[Gunung Dako|Dako]]
*[[Gunung Gawalise]]
*[[Gunung Kalangkangan|Kalangkangan]]
*[[Gunung Nokilalaki]]/[[Gunung Nikolalaki|Nikolalaki]]
*[[Gunung Sojol|Sojol]]
*[[Gunung Tinombala|Tinombala]]
*[[Gunung Tokala|Tokala]]

|sulsel=
*[[Gunung Balease]]
*[[Gunung Bawakaraeng|Bawakaraeng]]
*[[Gunung Buntu Kabobong]]
*[[Gunung Latimojong|Latimojong]]
*[[Gunung Lompobattang]]/[[Gunung Lompobatang|Lompobatang]]
*[[Gunung Nepo]]
*[[Gunung Rantekombola|Rantekombola]]
*[[Gunung Rantemario|Rantemario]]

|sultara=
*[[Gunung Kabaena]]
*[[Gunung Mekongga|Mekongga]]
*[[Gunung Pagogul]]

|gorontalo=
*[[Gunung Tentolomatika|Tentolomatika]]

|maluku=
*[[Gunung Binaia|Binaia]]
*[[Gunung Ibu|Ibu]]
*[[Gunung Gamsunoro|Gamsunoro]]
*[[Gunung Kapalamadan|Kapalamadan]]
*[[Gunung Sahuwai|Sahuwai]]
*[[Gunung Waloolon|Waloolon]]

|malut=
*[[Gunung Api|Api]]
*[[Gunung Batusibela|Batusibela]]
*[[Gunung Dukono|Dukono]]
*[[Gunung Gamalama|Gamalama]]
*[[Gunung Gamkonora|Gamkonora]]

|papbar=
*[[Gunung Irau|Irau]]
*[[Gunung Mebo|Mebo]]
*[[Gunung Umsini|Umsini]]
*[[Gunung Wats|Wats]]

|papua=
*[[Gunung Dafonsoro|Dofonsoro]]
*[[Puncak Jaya]]
*[[Puncak Trikora]]
*[[Puncak Mandala]]
*[[Gunung Yamin]]/[[Puncak Yamin]]

Gede Pangrango

ROP Gunung Gede Pangrango Autumn Expedition 16-21 juni 2013


Hari Pertama Minggu 16 Juni 2013
  • Pada jam 14.30 WIB kita berangkat dari basecamp kami untuk menuju Pull P.O Rosalia Indah. Yang berangkat untuk pendakian ini adalah Noval singo, Wildan patak, Inas juplek, Elin, dan dayat cubung. Ternyata teman-teman sangat peduli untuk mengantarkan kami dan menemani kami menunggu bis.
  • Jam 15.00 WIB kita sampai di pull P.O Rosalia Indah. Kami bersama teman-teman menunggu bis yang ternyata terlambat datang sampai sekitar 4 jam ke depan. Ini semua membuat kami sangat bosan dan kecewa tetapi teman-teman sangat antusias ntuk menemani kami sampai bis tersebut datang.
  • Jam 17.30 Bis datang pun dan kita langsung naik untuk menuju kota Bogor. Kami sangat sedih berpisah dengan teman-teman ini. kita berharap agar mereka ini bisa ikut dengan kami.
  • Jam 23.30 kita berhenti untuk istirahat dan makan di rest area. Kita turun dari bis dan langsung mencari makan. Pada saat itu Dayat cubung berkata bahwa kami bisa makan gratis dengan menujukkan tiket bis tersebut, dan kita semua mulai bersemangat. Sesampainya di tempat makan ternyata karna kita menaiki bis ekonomi maka kita tidak dapat makan gratis. Kami pun langsung pergi dari tempat tersebut dan kita tertawa mungkin karna kita semua merasa malu dengan orang-orang yang ada disana. Kami pun akhirnya makan dengan uang sendiri tanpa ada hal yang gratis.
  • Jam 00.00 kita berangkat kembali menuju Bogor. Kita meninggalkan rest area tersebut dengan tertawa sepanjang jalan karna kelucuan kita pada saat makan malam tadi. Akhirnya kami pun istirahat untuk menjaga kondisi kesehatan kita karna perjalanan masih jauh.
Senin 17 Juni 2013
  • Jam 05.00 kita sampai di Indramayu rest area P.O Rosalia Indah untuk sholat
  • Jam 06.00 kita berangkat kembali menuju Bogor
  • Jam  11.30 kita sampai di terminal Baranangsiang Bogor. Kita turun dari bis didepan terminal dan mulai mencari angkutan umum untuk menuju Cibodas. Ternyata kita tidak bisa langsung menuju Cibodas, harus menuju Ciawi terlebih dahulu kemudian di lanjutkan dengan bis antar kota yang menuju Cianjur.
  •  Jam 12.00 kita berangkat menuju Ciawi dengan menggunakan angkot (angkutan kota).
  • Jam 12.30 kita sampai di Ciawi dan langsung menaiki bis yang menuju ke Cibodas (Basecamp Taman Nasional Gunung Gede Pangrango). Bis yang kami tumpangi sangatlah ramai dan padat.
  • Jam 13.00 kita berangkat menuju ke Cibodas. Ternyata kita harus melewati daerah Puncak, Bogor yang terkenal dengan kemacetannya. Kami bersabar menunggu.
  • Jam 15.00 kita sampai di Cibodas, kita harus menaiki angkutan umum lagi untuk sampai di basecamp Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Di sepanjang jalan kita di perlihatkan dengan pemandangan Gunung Gede Pangrango yang pada saat itu terlihat karna cuaca yang cukup terang dan bersahabat.
  •  Jam 15.15 kita tiba di basecamp Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Kami pun langsung menyiapakan apa saja yang harus kita siapkan untuk registrasi pendakian. Ada beberapa kendala yang kami dapat. Kami sangat tidak dihargai oleh orang yang mengurus registrasi di kantor tersebut. Bisa-bisanya kita disuruh kembali pulang dan kembali lagi esok hari karna pegawai tersebut ingin pulang. Kamipun sangat kesal dengan apa yang dilakukan dengan pegawai tersebut. Kami tetap bersabar dan berusaha untuk berkata-kata yang baik agar tidak terjadi hal yang tidak kami inginkan. Dan akhirnya kamipun bisa mendapat perizinan untuk mendaki pada hari ini juga. Kamipun bersyukur karna dapat perizinan tersebut, tetapi kita harus tetap berhati-hati dikarenakan hari kita mendaki sangatlah dibatasi dan bila melanggar kita harus membayar 10x lipat dari biaya pendakian. Sungguh aturan yang sangat membingungkan kami.
  • Jam 16.30 kita selesai registrasi untuk pendakian
  • Jam 16.35 kita istirahat sejenak di warung-warung yang ada di sekitar Basecamp tersebut.kita makan dan juga mengistirahatkan badan karna kita sudah menempuh perjalanan yang sangatlah jauh. Seprti biasa kita berbinca-bincang dan bergurau sesame dan juga dengan pengunjung yang ada di warung tersebut.
  • Jam 19.15 kita mulai mendaki.
  • Jam 19.35 kita sampai di basecamp ke 2 untuk registrasi kembali. Ternyata kita diwajibkan untuk menulis dan menyebutkan berapa jumlah barang bawaan kami yang bisa menimbulkan sampah seperti plastik bungkus makanan,batere,dll. Kitapun sempat bingung tetapi ini adalah cara yang cukup bagus untuk menanggulangi sampah yang dibuang oleh pendaki yang tidak bertanggung jawab.
  • Jam 19.40 kita berangkat kembali melanjutkan perjalanan. Kita pun berdoa sebelum melanjutkan perjalanan kembali agar tidak terjadi hal yang tidak kita inginkan. Selesai berdoa kita langsung melanjutkan perjalanan. Kita membagi posisi, dan yang didepan adalah Wildan patak, posisi 2 noval singo, posisi 3 dan 4 elin dan inas juplek, dan yang menjadi sweeper adalah dayat cubung.
  • Jam  20.00 kita sampai pada pos 1 (kita menyebut pos 1 karna memang tempat tersebut berbentuk seperti pos peristirahatan). Kita minum sambil membaca peta.
  • Jam 20.15 kita melanjutkan perjalanan kembali.
  • Jam 20.50 kita sampai pada pos 2.
  • Jam 21.00 kita melanjutkan perjalanan kembali.
  • Jam 21.15 kita sampai di rawa Gayonggong. Terdapat jembatan yang terletak diatas rawa tersebut sehingga kita melewati rawa tersebut diatas jembatan dan juga kita disuguhkan dengan pemandangan gunung pangrango yang tampak cerah pada malam itu. Jaembatan tersebut ternyata sangatlah panjang. Pemandangan pertama yang sangat indah.
  • Jam 21.40 kita sampai di persimpangan Panyangcangan. Dimana di persimpangan tersebut bila kita ke kanan kita akan menuju air terjun Cibeureum, jika lurus kita akan menuju puncak Gede dan Pangrango yang harus melewati air panas. Kita bisa mendengar suara air terjun Cibeureum yang cukup kencang. Kami tidak menyempatkan untuk ke Air terjun tersebut karna perjalanan kita yang masih sangat panjang.
  • Jam 21.50 kita melanjutkan perjalanan kembali. Mulai trek yang kita lalui menanjak dan berat. Dan juga hutan-hutan yang masih sangat rapat sehingga sinar bulan tidak dapat masuk untuk menerangi trek yang kami lalui.
  • Jam 22.30 kita sampai di pos 3.
  • Jam 22.45 kita melanjutkan perjalanan kembali.
  • Jam 23.30 kita sampai di pos 4 dan kita mulai memsak untuk mengisi tenaga kita mengingat trek yang kita lalui menanjak dan berat. Ternyata di ditempat tersebut ada sebuah kamar mandi yang kurang terawatt tetapi terdapat sumber air yang mengalir yang bisa kita ambil untuk persediaan di jalan. Kamipun mengambil air dan memasak mie instan agar cepat dan praktis sehingga tidak memotong waktu perjalanan kami. Sewaktu kita makan kita kaget karna kita didatangi oleh sigung(tikus tanah). Kami pun mengambil foto untuk kami tunjukkan kepada teman-teman di Yogyakarta.
  • Jam 00.00 kita melanjutkan perjalanan kembali.
Selasa, 18 Juni 2013
  • Jam 02.00 kita sampai di air panas. Disana kita benar-benar melewati air panas tersebut. Sangat seru dan menantang dan juga harus berhati-hati karna trek kali ini licin dan berbatu. Kita memang diharuskan melewati aliran air panas tersebut. Sangat hangat tidak terlalu panas. Kita ingin sekali kembali lagi untuk menikmati air panas tersebut.
  • Jam 02.45 kita sampai di Kandang Batu tempat yang cukup luas untuk mendirikan camp. Tetapi kita melanjutkankan kembali perjalanan untuk mendirikan camp di Kandang Badak sesuai rencana kita sebelumnya.
  • Jam 03.50 kita sampai di Kandang Badak dan langsung mendirikan camp, kita istirahat sejenak dan mempersiapkan peralatan memasak untuk sarapan pagi ini.
  • Jam 06.00 kita mulai sarapan dan setelah selesai sarapan kita langsung tidur untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak Pangrango dan Mandala Wangi. Kita sengaja berangkat sore agar bisa melihat sunset di Mandala Wangi.
  • Jam 12.00 kita bangun dan mempersiapkan untuk makan siang
  • Jam 13.30 kita berangkat menuju puncak Pangrango dan Mandala Wangi. Ditengah-tengah perjalanan kita di beri pemandangan hutan tropis yang sangat hijau dan sangat subur. Banyak sekali pohon-pohon besar yang melintang sepanjang trek yang harus kita lalui dengan merunduk dan melangkahi pohon-pohon tersebut. Dan juga terdapat bunga anggrek yang tumbuh banyak sekali di pohon-pohon yang menambah nilai keindahan pemandangan sepanjang jalan.
  • Jam 16.00 kita sampai di puncak Pangrango dan istirahat sebentar sambil menikmati pemandangan Gunung Gede yang bisa kita lihat dari puncak Pangrango. Angin disinisangatlah kencang dan juga suhu yang sangat dingin. Kencangnya angin bisa kita lihat dan dengar dari pohon-pohon yang tertiup angin menimbulkan suara seperti alam ini sedang menyambut kedatangan kami.
  • Jam 16.30 kita melanjutkan perjalanan ke Mandala Wangi. Mandala Wangi terdapat di bawah puncak Pangrango. Jadi kita harus berjalan turun agar bisa sampai di Mandal Wangi.
  • Jam 17.00 kita sampai di Mandala Wangi. Sungguh pemadangan yang sangat indah. Kita sangat takjub dengan tempat ini. Lapang luas yang dipenuhi dengan edelweiss yang sangat banyak dan juga 2 lembah dan ditengah-tengah lembah tersebut kita bisa melihat Gunung Salak dengan cerah. Kami berlarian kesana-kemari dan juga memeluk edelweis karna kita sangat bahagia dan senang bisa sampai di tempat ini dimana Soe Hok Gie membuat puisi tentang Mandala Wangi.
  • Jam 17.30 kita melanjutkan perjalanan ke Kandang Badak tempat camp kita.
  • Jam 20.00 kita sampai di Kandang Badak dengan selamat. Kita langsung memasak untuk makan malam ini. setelah makanan yang dimasak sudah matang kita langsung menyantapnya dengan lahap dengan bercerita-cerita tentang Mandala Wangi yang sungguh indah tersebut dan juga kita membicarakan rencana perjalanan yang sudah kita buat untuk melanjutkan perjalanan ke Puncak Gede dan Alun-alun SuryaKancana
  • Jam 22.30 kita mulai tidur untuk melanjutkan perjalanan esok hari
Rabu, 19 Juni 2013
  • Jam 07.45 kita bangun dan langsung menyiapkan sarapan pagi
  • Jam 08.30 kita selesai makan dan langsung menuju puncak Gede
  • Jam 09.15 kita istirahat sejenak karna trek jalan yang sangat menanjak. Berjalan sedikit kita sudah bis melihat puncak Gede beserta kawahnya. Trek yang kita lalui mulai berpasir. Di sebelah kanan kita bisa melihat alun-alun Suryakancana yang sangat luas.
  • Jam 10.45 kita sampai di puncak Gede. Di sana juga terdapat tempat bekas pemancar sinyal yang sudah lama lapuk, dan juga kita bertemu dengan seekor anjing yang berkalung dan terdapat tulisan Gunung Gede. Mungkin anjing terebut penjaga puncak Gede.
  • Jam 11.00 kita melanjutkan perjalanan kembali untuk menuju ke Alun-alun Suryakancana. Kita harus turun dari puncak Gede terlebih dahulu untuk bisa sampai di alun-alun Suryakancana.
  • Jam 11.25 kita sampai di Alun-alun Suryakancana. Sungguh tempat yang sangat indah kembali di berikan kepada kita. Lapang luas yang lebih luas dari Mandala Wangi dengan edelweiss yang sangat banyak. Sungguh ini membuat kita sangat bahagia dengan pemandangan-pemandangan yang kita peroleh di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Kita sangat lama sekali berdiam disini menikmati pemandangan dan juga bercerita-cerita dengan pendaki lain yang bertemu kita disini yang berasal dari Yogyakarta juga.
  • Jam 16.00 kita memutuskan untuk kembali ke Kandang Badak . ditengah-tengah perjalanan kita bersama memutuskan untuk melewati tanjakan setan. Sangat menantang sekali.
  • Jam 17.10 kita sampai di Kandang Badak dan langsung saja kita mempersiapkan makan malam dan juga packing untuk turun ke basecamp.
  • Jam 18.45 kita selesai packing dan kita langsung melanjutkan perjalanan turun ke basecamp. Kami berdoa terlebih dahulu agar tidak terjadi apa-apa ditengah-tengah perjalanan ini. Kami sangat sedih meninggalkan Gunung Gede Pangrango ini dengan pemandangan-pemandangannya yang sangat  menakjubkan. Kami sangat ingin tetap disni, tetapi karna simaksi kita harus turun hari ini, maka kita hars menaati peratrab tersebut agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan
  • Jam 23.40 pas kita tiba di basecamp ke 2 untuk melaporkan simaksi kita
  • Jam 00.00 kita tiba di basecamp ke 1 dan kita menuju warung yang kita singgahi pertama sebelum kita mendaki. Kita istirahat, ada yang makan, ada juga yang pesan kopi. Setalah itu kita langsng istirahat tidur untuk melanjutkan perjalanan kembali ke jogja
Kamis, 20 Juni 2013
  • Jam 09.00 kita bangun dan sarapan pagi. Salah satu dari kita pergi untuk mengambil foto di sekitar basecamp ke 1 Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan juga ada yang mencari cinderamata untuk teman-teman kita di Yogyakarta
  • Jam 09.30 kita packing untuk pulang. Setelah packing siap kita membayar biaya kita sarapan pagi tadi
  • Jam 10.00 kita meninggalkan warung yang kita singgahi tersebut dan segera mencari angkutan umum untuk mengantarkan kita sampai bawah dan mencari angkutan umum lagi menuju Bogor
  • Jam 10.15 kita sampai di bawah dan kita segera berpindah ke angkutan umum lainnya untuk menuju bogor. Di perjalanan kita terjebak macet di daerah puncak bogor karna memang daerah tersebut daerah sering terjadi macet. Kita sangat kelelahan karna terjebak macet tersebut.
  • Jam 13.00 kita sampai di terminal baranangsiang Bogor setelah melewati macet yang sangat padat. Kita bersabar karna memang kita berada di yang sangat pada penduduk. Kita mencari angkutan umum lagi menuju daerah Tajur, Bogor untuk mendatangi agen P.O Rosalia Indah agar bisa membeli tiket untuk pulang ke Yogyakarta
  • Jam 14.30 kita sampai di daerah Tajur, Bogor dan sampai di agen P.O Rosalia Indah dan langsung membeli tiket pulang. Ternyata di luar dugaan kami, sebagian dari kita harus beda bis karna tempat duduk yang sudah penuh. 3 dari kita naik bis Bisnis AC dan yang 2 harus menaiki bis eksekutif. Kita berunding untuk membagi siapa yang di bis eksekutis dan siapa yang di bis bisnis. Tentu saja elin dan inas juplek kita putuskan untuk naik bis eksekutif dan noval singo, wildan patak, dan dayat cubung menaiki bis bisnis. Sesungguhnya bila naik eksekutif sangatlah nyaman. Bis Eksekutif pun berangkat terlebih dahulu pada jam 16.00 setalah itu bis Bisnis AC berangkat pada jam 17.00.
  • Jam 17.00 kita berangkat menuju Yogyakarta. Tidak ada cerita-cerita bersama karna memang kita sangat kelelahan dan langsung saja kami istirahat
Jumat, 21 Juni 2013
  • Jam 10.30 kita sampai di Surakarta karna memang bis menuju Yogyakarta langsung tidak ada. Kita ber 3 turun di daerah Klaten, Jawa tengah. Dan yang 2 lagi sudah dalam sampai di Yogyakarta setelah kita hubungi. Kita bertiga mencari bis umum untuk menuju ke Yogyakarta
  • Jam 10.45 kita menaiki bis umum yang akan mengantarkan kita menuju Yogyakarta. Kembali lagi kita istirahat agar tidak kelelahan sesampainya di Yogyakarta
  • Jam 12.00 kita sampai di di lampu merah blok o. kita turun dan memutuskan untuk berjalan kaki menuju basecamp kita. Ternyata sudah ada yang menunggu kedatangan kita disana. Tetapi yang menjemput hanya 2 orang saja sedangkan kita yang datang ada 3 orang. Dengan terpaksa noval singo dan wildan patak pulang terlebih dahulu dan dayat cubung menunggu jemputan lagi. Setelah menunngu lumayan lama wildan patak kembali untuk menjemput dayat cubung yang sudah menunggu lumayan lama.
JEJAK JEJAK KAMI